Bintan (eska) – Temuan mengejutkan datang dari Kementerian Pertanian (Kementan). Sebanyak 200 merek beras yang beredar di pasaran diduga merupakan produk oplosan alias tidak sesuai standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan negara. Namun hingga kini, pemerintah pusat belum merilis secara resmi daftar merek-merek tersebut.
Kepala Bidang Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Bintan, Setia Kurniawan, menanggapi isu ini dengan mengimbau masyarakat di Kabupaten Bintan untuk tetap tenang.
Ia menegaskan belum ada bukti atau informasi resmi terkait merek beras yang beredar di Bintan masuk dalam daftar tersebut.
“Kami minta masyarakat tidak panik. Belum ada informasi pasti terkait merek mana saja yang diduga bermasalah. Tim Satgas kami juga terus melakukan monitoring di lapangan,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).
Setia mengatakan, pihaknya secara aktif melakukan pengecekan dan memastikan bahwa beras yang beredar di pasar-pasar Bintan masih dalam kondisi aman baik dari sisi mutu maupun harga.
“Kalau memang benar ada pengoplosan, maka itu kerugian besar bagi negara, bisa sampai ratusan juta rupiah. Tapi untuk saat ini, kami fokus memastikan distribusi dan kualitas beras di Bintan tetap terjaga,” tambahnya.
Sebelumnya, dugaan praktik pengoplosan ini mencuat setelah Kementan menemukan sejumlah perusahaan beras mengemas ulang beras dengan kualitas berbeda dan menjualnya di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
Kasus ini kini sedang dalam penelusuran lebih lanjut di tingkat nasional.
Recent Comments