spot_imgspot_img
BerandaEska StoryBersih-Bersih Penyengat, Menyapu Plastik Menjemput Masa Depan

Bersih-Bersih Penyengat, Menyapu Plastik Menjemput Masa Depan

Tanjungpinang (eska) – Saat matahari baru naik selembar di ufuk timur, aroma asin laut menyapa hidung. Puluhan warga Pulau Penyengat tampak berkumpul di pelataran Balai Kelurahan, Kamis (5/6/2025).

Di tangan mereka tergenggam sapu, karung, dan semangat yang tak kalah menyala dari cahaya pagi. Hari itu, Pulau Penyengat tak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga ladang perjuangan melawan musuh masa kini: sampah plastik.

Di antara mereka, Gubernur Kepri Ansar Ahmad juga ikut membungkuk, memunguti sampah yang menyelip di pinggir jalan menuju Balai Adat.

Inilah wajah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Provinsi Kepri, yang pada tahun ini bukan sekadar seremoni, tapi dalam bentuk aksi nyata.

Dengan mengusung tema global “Hentikan Polusi Plastik”, peringatan ini menjadi panggung gotong royong terbesar di provinsi kepulauan tersebut.

Selain masyarakat Pulau Penyengat, di pagi itu, turut hadir juga unsur Forkopimda Kepri, mahasiswa, dan tokoh masyarakat yang bergotong royong menyisir sampah plastik di setiap sudut kawasan pulau bersejarah itu.

“Plastik kini menjadi jenis sampah terbanyak kedua di Kepri setelah sampah organik. Angkanya mencapai 20 persen di wilayah laut kita. Ini sudah alarm bahaya,” kata Gubernur Ansar.

Bagi Ansar, sampah plastik kini sudah tidak bisa lagi dianggap sepele. Karena, kata dia, berdasarkan data di tahun 2024, Provinsi Kepri menghasilkan 157.340 ton sampah. Sayangnya, hanya sekitar 62 persen yang berhasil terkelola dengan baik.

“Sisanya, hampir 52 ribu ton, berisiko mencemari lingkungan, entah dibuang sembarangan, dibakar, atau mengalir ke laut yang mengelilingi ribuan pulau,” sebutnya.

Sebagai wilayah maritim, laut, bagi Kepri adalah jantung kehidupan.
Karena, kata Ansar, jika laut sampai tercemar oleh sampah, bukan hanya lingkungan saja yang terdampak, tetapi juga ekonomi, pariwisata, bahkan identitas budaya.

Baca Juga:  Tanggapi Keluhan Warga, Wagub Nyanyang Cek Langsung IPA Sungai Pulai

“Oleh karena itu, edukasi dan pembinaan masyarakat agar menciptakan budaya bersih dan cinta lingkungan itu penting dilakukan,” tegasnya.

Momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 , tak hanya diisi dengan kegiatan bersih-bersih, tapi disejalankan dengan peluncuran Program Keluarga Cinta Statistik (KCS), yang merupakan hasil kolaborasi antara TP-PKK, BPS, dan BKKBN.

Pulau Penyengat menjadi lokasi pertama pencacahan data keluarga yang akan menjadi dasar perencanaan pembangunan ke depan.

Gubernur Ansar juga mengumumkan rencana penanaman tanaman langka di zona khusus Pulau Penyengat.

“Pulau ini punya nilai sejarah tinggi, kita ingin mempercantiknya sebagai ikon Kepri dan magnet wisata. Tapi tidak akan berarti tanpa lingkungan yang bersih,” katanya.

Di akhir kegiatan, Gubernur Ansar kembali mengingatkan bahwa menjaga lingkungan tak bisa musiman.

“Jangan hanya bersih saat gotong royong. Kebersihan harus jadi gaya hidup. Mulai dari rumah masing-masing. Itu warisan terbaik untuk anak cucu kita,” ujarnya.

Dan pagi itu, dari ujung sapu seorang ibu hingga langkah seorang pejabat, Pulau Penyengat memberi pelajaran: bahwa perlawanan terhadap sampah bukan soal siapa yang berkuasa, tapi siapa yang peduli.

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

error: Copyright © seputarkita.co