Bintan (eska) – Data Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Bintan menunjukkan, bahwa perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semester I baru belum mencapai target yang ditentukan.
Kepala Bappenda Setioso, mengatakan, tahun 2025 ini pemerintah menargetkan PAD Bintan dari sektor pajak dan retribusi di angka Rp340 miliar lebih atau naik sekitar Rp20 miliar dari target 2024.
“Kalau tahun lalu realisasi PAD Bintan melebihi target. Targetnya Rp321 miliar, pencapaian Rp322 miliar lebih. Tahun ini targetnya naik menjadi Rp340 miliar lebih,” jelasnya, Jumat (22/8/2025).
Ada 11 jenis pajak dan retribusi yang dipungut oleh Bappenda Bintan. Yakni pajak penerangan jalan, hotel, restoran, hiburan, parkiran, mineral bukan logam dan bebatuan serta reklame.
Lalu pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan (PBB dan P2), pajak bea perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB), air dan tanah, serta sarang burung walet.
Namun hingga semester I, kata Setioso, peroleh pendapatan dari dua sektor itu belum menembus 50 persen. Masih di angka 49 persen.
“Hampir seluruh jenis pajak dan retribusi yang diperoleh di semester 1 belum mencapai target,” terangnya.
Dengan perolehan pajak dan retribusi yang belum tercapai 50 persen di semester I, Bappenda Bintan akan mengajukan koreksi pada ABDP Perubahan (APBD-P) 2025 .
“Dalam koreksi itu kita minta target PAD diturunkan sebesar Rp20 miliar atau hampir sama target di tahun sebelumnya,” sebutnya.
Salah satu penyebab usulan koreksi itu dikarenakan beberapa perhotelan di Kawasan Pariwisata Lagoi yang batal operasi di tahun ini. Padahal, hotel-hotel tersebut dijanjikan akan beroperasi di tahun ini.
“Tahun lalu mereka (pengelola) hotel di Lagoi siap operasikan hotel di tahun ini. Jadi kita optimis untuk target PAD 2025 naik. Namun hotel tersebut belum juga beroperasi,” katanya.
Hingga saat ini perhotelan masih menjadi primadona penyumbang PAD Bintan terbesar. Namun target pajak di bidang ini belum tercapai.
“Ini jadi permasalahan, dan buat kita ajukan untuk dikoreksi,” katanya.
Disinggung upaya untuk mengejar ketertinggalan target tersebut. Setioso mengaku memaksimalkan aset-aset daerah yang ada. Contohnya Akau di Kijang. Setelah dilakukan pembenahan, maka ini menjadi sumber pemasukan bagi PAD.
“Mulai tahun ini kita pungut retribusi di Akau Kijang Kota. Aset yang lain juga akan diperlakukan sama namun harus dibenahi dulu infrastrukturnya,” ucapnya.
Begitu juga dengan parkiran. Hingga saat ini target di bidang tersebut hanya Rp100 juta lebih. Jika ingin menaikan targetnya, harus dilakukan pembenahan. Baik itu lokasi parkir, kemanan dan kenyamanannya.
“Kita berharap pemerintah juga peran aktif untuk perbaikan aset-aset yang ada. Dengan begitu menjadi layak untuk masyarakat dan bisa menjadi sumber pemasukan,” tutupnya,



Recent Comments