Tanjungpinang (eska) – Inflasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada April kembali menunjukkan tren kenaikan.
Berdasarkan, data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, pada Jumat (2/5/2025), inflasi Kepri bulan ke bulan (m-to-m) pada April tercatat sebesar 0,59 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini mengindikasikan tekanan harga yang kian terasa di wilayah ini.
Dilansir dari Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Kepri, Senin (5/5/2025), kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar, mendorong inflasi hingga 0,25 poin.
Selain itu, kenaikan harga emas perhiasan, tarif listrik, dan cabai merah juga turut menjadi pemicu inflasi di Kepri pada April 2025. Namun, laju inflasi sedikit tertahan oleh penurunan harga cabai rawit, bawang merah, dan tarif pulsa ponsel.
Sementara itu, untuk inflasi tahun ke tahun (y-on-y) Kepri tercatat 2,56 persen, angka ini juga naik 2,01persen jika dibandingkan April 2024.
BPS Kepri mencatat, kelompok pengeluaran yang dominan mendorong inflasi tahunan adalah makanan, minuman, dan tembakau, perawatan pribadi dan jasa Lainnya, serta pendidikan yang menyumbang 0,17 persen.
Di antara komoditas, emas perhiasan memegang peran terbesar dengan kontribusi inflasi sebesar 0,68 persen, disusul tarif listrik 0,25 persen dan cabai merah 0,19 persen.
Secara wilayah, Karimun mencatat inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,97 persen. Sementara itu, Batam mencatat inflasi bulanan terendah hanya 0,38 persen.
Menariknya, secara tahunan, Batam justru memimpin dengan inflasi 2,81 persen, disusul Karimun 2,30 persen dan Tanjungpinang di posisi terendah dengan angka inflasi sebesar 1,11 persen.(Zul)
Recent Comments