Kepri (eska) – Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Tornanda Syaifullah mengatakan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menempati posisi kelima sebagai daerah pengekspor ikan kerapu terbesar di Indonesia.
“Dengan nilai ekspor mencapai USD 3,88 juta atau 8,54 persen pada tahun 2024,” ujar Tornanda saat menghadiri secara virtual aktivitas pelepasan 7 ton ikan kerapu ke Hongkong, China, dari Pulau Sirai, Kabupaten Bintan, Senin (15/9/2025).
Selain itu, ia juga mengungkapkan, pada tahun 2024 nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 5,95 miliar, meningkat 5,7 dari tahun sebelumnya.
Capaian ini kata dia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama produk perikanan dunia dengan pangsa pasar 3,2 dari total impor dunia tahun 2024.
“Negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa,” jelasnya.
Diketahui, beberapa daerah di Indonesia yang menjadi eksportir ikan kerapu adalah Sulawesi Selatan, Maluku, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau.
“Daerah-daerah ini merupakan sentra budidaya dan penangkapan ikan kerapu, yang kemudian hasil produksinya diekspor ke pasar Internasional,” kata Tornanda.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, aktivitas ekspor komoditas perikanan ini sempat terhenti selama tujuh bulan terakhir, namun kata dia kini Kepri kembali mendukung capaian target ekspor perikanan nasional.
Ansar mengungkapkan akibat terhentinya ekspor selama tujuh bulan terakhir tersebut Kepri kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp3 Miliar setiap bulan.
“Dan hari ini kita merasa bahagia dan bergembira karena ekspor kembali berjalan. Kita yakin ini akan memberikan kontribusi besar bagi devisa negara,” ujar Ansar.
Ia juga menegaskan, potensi perikanan di Kepri sangat besar, baik dari sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya, maupun pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
“Untuk menjaga keberlanjutannya, kita (Pemprov Kepri) telah menyiapkan kawasan konservasi perikanan budidaya seluas sekitar 2,9 juta hektare,” tutup Ansar. (Lam)
Recent Comments