BerandaeskaFlashRapat dengan TPID, Ansar Minta Jaga Stabilitas Harga Jelang Nataru

Rapat dengan TPID, Ansar Minta Jaga Stabilitas Harga Jelang Nataru

Tanjungpinang (eska) – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad memimpin rapat dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Gubernur, Dompak, Senin (24/11/2025).

Pertemuan ini menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta mendorong percepatan digitalisasi layanan publik.

Dalam paparannya, Gubernur Ansar menyampaikan bahwa inflasi Kepri pada Oktober 2025 berada di level 0,36 persen (mtm) dan 3,01 persen (yoy), masih berada dalam rentang sasaran nasional.

Meski demikian, ia mengingatkan adanya potensi tekanan harga akibat cuaca ekstrem dan peningkatan permintaan masyarakat menjelang akhir tahun.

Beberapa komoditas yang perlu diantisipasi antara lain cabai merah, beras, ikan selar, minyak goreng, telur, dan ayam ras.

“Kami minta OPD teknis memperkuat koordinasi, memperbarui neraca pangan, serta memastikan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok, dan jaga stabilitas harga,” ujar Ansar Ahmad.

Gubernur juga menyoroti penurunan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) Kepri dari 99,75 menjadi 98,8. Ia meminta seluruh OPD meningkatkan pemanfaatan kanal pembayaran digital melalui QRIS, KKPD, dan sistem transaksi elektronik lainnya.

“Digitalisasi bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mempercepat reformasi birokrasi dan pelayanan publik,” ujar Ansar.

Ansar juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, BPS, dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas inflasi serta percepatan digitalisasi.

“Dengan kerja sama yang solid, Kepri akan semakin siap menghadapi dinamika ekonomi dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” tegas Ansar.

Sementara itu, Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati, optimistis inflasi jelang Nataru dapat dijaga di bawah 3,5 persen.

Menurutnya, sejumlah program pengendalian harga berjalan efektif, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak memicu lonjakan harga.

Baca Juga:  Ada Ulat hingga Makanan Basi, Ansar Minta Ahli Gizi SPPG Bekerja Sungguh-sungguh

“Program MBG tidak membuat harga bahan pokok naik,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto, memaparkan kinerja ekonomi Kepri yang tumbuh 7,48 persen (yoy), menjadi salah satu yang tertinggi secara nasional. Ia juga menyebut transaksi QRIS melonjak 194 persen, dengan nilai mencapai Rp9,04 triliun sepanjang Januari–Oktober 2025.

“Digitalisasi mempermudah UMKM dalam bertransaksi sekaligus meningkatkan akses pembiayaan melalui jejak transaksi digital,” pungkasnya. (Lam)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments