Tanjungpinang (eska) – Panitia Pelaksana Turnamen Bola Voli Garuda Kepri Cup 1 menegaskan bahwa keputusan Walk Over (WO) yang terjadi dalam salah satu pertandingan telah diambil sesuai dengan peraturan teknis turnamen yang disepakati bersama oleh seluruh tim peserta.
Ketua Panitia Pelaksana Garuda Kepri Cup 1, Zulkarnaen, menyampaikan bahwa pemberitaan terkait kekecewaan salah satu tim dinilai kurang berimbang karena tidak didahului konfirmasi kepada panitia maupun perangkat pertandingan.
“Kami sangat menyayangkan adanya pemberitaan yang terkesan menyudutkan panitia. Perlu kami tegaskan bahwa keputusan WO tersebut murni berdasarkan peraturan yang berlaku dan telah disepakati bersama,” ujarnya, saat dihubungi seputarkita.co, Rabu (17/12/2025).
Zulkarnaen menjelaskan bahwa keputusan WO diambil oleh wasit saat pertandingan antara Garuda Kepri (tuan rumah) melawan Bulang Linggi, karena jumlah pemain Tim Garuda Kepri tidak memenuhi ketentuan hingga batas waktu yang telah ditetapkan.
“Setelah diberikan waktu tunggu sesuai aturan dan pemain tetap tidak lengkap, maka wasit menetapkan WO dan memenangkan Tim Bulang Linggi,” jelasnya.
Panitia juga menegaskan bahwa WO tidak dapat disamakan dengan diskualifikasi. Dalam peraturan teknis turnamen, WO tidak termasuk sanksi yang berujung pada diskualifikasi tim.
“WO hanya berdampak pada hasil pertandingan, di mana tim yang dinyatakan WO dinyatakan kalah dengan skor 0, sementara tim lawan dinyatakan menang dan memperoleh 3 poin,” tegas Zulkarnaen.
Sementara itu, diskualifikasi hanya dapat diberlakukan apabila tim melakukan pelanggaran berat terhadap peraturan turnamen yang telah disepakati sejak awal, seperti menggunakan pemain yang tidak terdaftar, melakukan pergantian pemain di luar daftar resmi, atau pelanggaran lain yang secara tegas diatur dalam regulasi turnamen.
Dengan demikian, panitia menegaskan bahwa keputusan WO yang diambil wasit telah sesuai dengan aturan teknis dan tidak dapat diartikan sebagai bentuk keberpihakan atau pelanggaran regulasi.
“Karena tidak terdapat unsur pelanggaran yang mengarah pada sanksi diskualifikasi,” ungkapnya.
Zulkarnaen juga menyayangkan adanya protes dari Tim CV ADA, yang tidak terlibat langsung dalam pertandingan tersebut.
“Kami mempertanyakan dasar protes tersebut, karena yang bertanding adalah Garuda Kepri melawan Bulang Linggi, bukan Tim CV ADA,” ujarnya.
Meski demikian, panitia tetap membuka ruang keberatan melalui jalur resmi, bukan melalui pernyataan di media yang berpotensi menimbulkan polemik.
“Garuda Kepri Cup 1 diselenggarakan dengan menjunjung tinggi sportivitas, profesionalisme, dan transparansi. Kami berharap seluruh tim dapat menghormati keputusan wasit serta regulasi yang telah disepakati bersama demi kelancaran turnamen,” tutupnya.
Terpisah, salah satu wasit yang memimpin pertandingan Garuda Kepri Cup 1, menegaskan bahwa seluruh wasit yang bertugas merupakan wasit bersertifikasi resmi di bawah naungan PBVSI.
“Keputusan wasit di lapangan diambil berdasarkan kewenangan dan regulasi teknis turnamen, bukan atas dasar subjektivitas. Keputusan di lapangan bersifat final dan wajib dihormati,” tegasnya yang tidak mau ditulis nama.
Sementara itu, Manajer Tim CV ADA, Masdah saat dihubungi mengatakan, pihaknya mengaku kecewa dengan Panitia Turnamen Garuda Kepri Cup 1.
“Kami kecewa, belum ada sejarahnya tim tuan rumah WO karena pemain tidak lengkap,” tegasnya.
Ia menjelaskan kenapa pihaknya melakukan protes terhadap keputusan tersebut yang memenangkan Tim Bulang Linggi.
Kata dia jika Tim Bulang Linggi kalah, maka timnya (CV ADA) akan melaju ke babak 8 besar.
“Pada intinya kami kecewa, kami menilai ini dilakukan sengaja untuk menggugurkan tim kami,” ungkapnya.
Ia mengatakan, selaku manajer tim CV ADA, dirinya telah melaporkan kepada pengurus PBVSI Kepri, atas kejadian ini.
“Semua bilang Panitia salah, belum ada sejarahnya tim tuan rumah, kekurangan pemain,” tutupnya. (Lam)




Recent Comments